Baby Mugging cara kreatif

Ekspresi buah hati yang menggemaskan membuat orang tua ingin selalu mengabadikannya. Sebuah cara unik mengabadikan foto buah hati menjadi tren di AS dan Inggris. 

Namanya 'baby mugging' atau bayi dalam gelas. Bermula dari seorang ibublogger yang mengunggah foto bayinya yang berusia lima bulan dengan pose seperti sedang mengintip keluar dari gelas. Segera saja ide unik ini menyebar dan menjadi sensasi di internet di AS.

Tren foto lucu bayi dalam gelas telah melanda Facebook, Twitter dan Instagram. Tak hanya di AS, Inggris juga terkena demam baby mugging.

Komunitas BabyCentre dalam situs mereka Baby.co.uk merilis foto baby mugging hasil jepretan para orang tua. Orang tua juga bisa bereksperimen untuk mencipta efek menyenangkan, seperti menggabungkan beberapa foto bayi mereka sekaligus.  

"Baby mugging bukan mencuri boneka atau mainan favorit mereka. Baby mugging adalah seolah-olah bayi Anda sedang berada dalam cangkir saat Anda memotret," tulis mereka."Meski terdengar aneh, tapi hasilnya menggemaskan." tulis mereka seperti dimuat dalam Mail Online.

Di situs ini, pengunjung dapat menyaksikan berbagai pose baby muggingyang menggemaskan. Aneka foto menunjukkan orang tua berkreasi dengan berbagai desain mug. Bahkan ada yang merekam gambar bayinya menggunakan tea pot.  
Ekspresi wajah anak seperti tersenyum, mengedipkan mata dan mengerutkan kening, juga menjadi hiburan tersendiri. Beberapa bayi terlihat antusias dan melambaikan tangan atau kaki di udara.

Ingin mengabadikan bayi Anda dalam pose baby mugging? Letakkan bayi di lantai, kursi atau tempat tidur. Bila ingin latar belakang sama, tutupi kasur atau lantai dengan selimut kemudian baringkan bayi di atasnya. Pegang gelas atau mug di depan kamera seolah-olah bayi Anda berada di dalamnya, dan jepret!

Mug ajaib khusus musim dingin

Bulan Januari dan Februari kerap diklaim sebagai momen paling dingin sepanjang tahun. Begitu juga di Indonesia. Bukan karena salju memang, melainkan hawa dingin menggigit yang dibawa hujan. Sudah bisa dipastikan minuman hangat seperti teh, kopi, cokelat atau wedang jahe, langsung menjadi favorit. Tapi jika membutuhkan kehangatan ekstra saat menikmati minuman hangat, gunakan mug yang satu ini.

Jika mug biasanya diciptakan dengan satu telinga, ToastyMUG punya dua ruang di bagian kiri dan kanan, yang bisa membantu menghangatkan tubuh. Sekilas, mug inik ini berbentuk seperti cangkang keong, dengan wujud melengkung dan pegangan berongga. Tapi, desain yang tidak biasa tersebut justru menjadi keuntungan ekstra ketika Anda mencari kehangatan. Tidak perlu lagi pemanas eksternal. Sumber panas diperoleh dari minuman yang telah diseduh.

ToastyMUG dirancang desainer asal Italia, Sabrina Fossi. Dia mengambil inspirasi mug uniknya itu dari kebiasaan yang dilakukan banyak orang saat mereka kedinginan.

“Biasanya, di musim dingin orang meringkuk dalam selimut, sambil sesekali menyeruput cokelat panas dan menempelkan tangan di permukaan mug. Itulah yang membuat saya terinspirasi mendesain ToastyMUG,” terang Sabrina, dikutip dari Food Beast. (adi)

Untuk pembuatannya sendiri dilakukan oleh perajin keramik di Montelupo, Italia. Mug terbuat dari porselen serta diciptakan dengan dua warna, yaitu abu-abu dan hijau. Jika ingin merasakan kehangatannya, Anda harus mengeluarkan kocek sebesar US$72 atau setara dengan Rp883 ribu. Mug unik ini bisa didapatkan secara online.

Studi tentang warna mug

Jika Anda terbiasa menikmati kopi menggunakan cangkir favorit, pastikan cangkir tersebut tidak berwarna putih. Menurut para peneliti, warna ternyata mampu mengubah rasa kopi yang Anda minum.

Ya, sebuah studi yang belum lama ini dilakukan mengklaim bahwa cangkir atau gelas berwarna putih yang digunakan untuk menyajikan kopi mampu mengubah cita rasa kopi. 

Seperti dilansir dari Foodbeast, studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiahFlavour mengungkapkan, kopi di cangkir berwarna putih cenderung memiliki rasa pahit yang lebih dibandingkan kopi sama yang disajikan di dalam cangkir transparan atau warna biru.

Studi tersebut melibatkan peserta studi yang diberi kopi menggunakan cangkir dengan berbagai warna. Peserta kemudian meminum kopinya dan memberi nilai kopi berdasarkan intensitas, kepahitan, aroma, kualitas dan akseptabilitas untuk setiap warna cangkir. 

Hasil menunjukkan bahwa kopi di cangkir biru ditafsirkan manis dan paling dapat diterima untuk dikonsumsi. Sementara itu, cangkir putih ternyata mampu menarik reaksi negatif terkuat untuk setiap kategori penilaian

Para peneliti menduga perbedaan antara warna kopi dan cangkir mempengaruhi persepsi peminum minuman tersebut, walaupun kopi yang disajikan merupakan kopi berkualitas tinggi.

Menteri Susi dan mug nya

Momen unik terjadi ketika Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk kali pertama beraktivitas di kantornya di Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2014) pagi. 

Seusai blusukan ke setiap ruangan di kantor untuk bersalaman dengan para staf dan pegawai, Susi kembali ke ruangan kerjanya. Dia hendak berdiskusi santai dengan lima direktur jenderal (dirjen) dan tiga kepala bidang di sofa ruangan kerjanya. 

Sementara para dirjen dan kepala bagian menunggu beberapa saat di sofa itu, Susi mengambil mug ukuran besar berisi kopi di meja kerjanya untuk dibawa sambil rapat. Sang ajudan pun menyodorkan tangan untuk membawakan mug itu. Namun, Susi menolaknya. 

"Saya bisa bawa sendiri. Ini kan kopi. Kopi saya, masa orang lain yang bawa," ujar Susi cuek. 

Sang ajudan hanya mengangguk menuruti permintaan sang menteri. Dia mengurungkan niat untuk membantu. 

Dalam rapat pertamanya itu, Susi mengaku belum berbicara soal programnya. "Saya kenalan saja dulu. Kalau mau kerja sama kan mesti kenal dulu," ujar Susi.

Ada kesalahan cetak di mug ini

Sebuah perusahaan pembuat cendera mata melakukan kesalahan fatal saat menerima pesanan membuatmug bergambar para pemain tim nasional Inggris. Dari ke-23 jenis mug bergambar pemain, satu mug di antaranya justru malah bergambar Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Wajah Obama tersebut terpampang karena ketidaktahuan pegawai terhadap nama-nama pemain timnas Inggris. Pasalnya, di mugyang bergambar Obama itu tertera nama Chris Smalling di bagian bawah.

Seperti dilansir Metro.co.uk, kesalahan itu telah membuat kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Itu karena mug yang bergambar Obama tersebut telah diproduksi sebanyak 2.000 buah.

Perusahaan di Dorset diberikan pekerjaan untuk mencari gambar tanpa royalti setiap pemain timnas Inggris. Gambar itu untuk digunakan di mug, papan luncur, dan alas mouse.

Akan tetapi, perusahaan itu malah memberikan tugas tersebut kepada pegawai magang. Gambar yang sudah didapat juga telah ditandatangani oleh atasan mereka. Namun, tetap saja terjadi kesalahan gambar untuk Smalling, yang tertukar dengan Obama.

Bagaimana cara membersihkan noda membandel di piring dan mug

Menjamu tamu, bercengkrama dengan keluarga besar di hari raya, tentu sangat menyenangkan. Berbagai jamuan akan terus mengalir selama acara. Sayangnya, ketika tiba waktunya bersih-bersih, Anda segera menyadari banyaknya noda kopi dan teh menempel di mana-mana.
Untuk megurangi kesulitan Anda, berikut ini beberapa "bantuan" yang dapat Anda gunakan untuk menghilangkan noda kopi dan teh:
Baby wipes
Gunakan baby wipes atau tisu basah untuk membersihkan tumpahan kopi dari karpet Anda. Selain menyerap kopi, tisu basah juga dapat membersihkan noda kopi.
Gunakan juga tisu basah khusus bayi ini untuk membersihkan tumpahan kopi di baju dan mebel, terutama untuk tumpahan baru yang belum mengering.
Baking soda
Jangan biarkan sisa kopi dan teh tersisa di keramik Anda. Berikan sedikit baking soda pada lap bersih yang telah Anda basahi dengan air. Seka dan gosokkan sisa kopi dan teh dengan menggunakan lap tersebut. Selanjutnya, bilas dengan air bersih, kemudian keringkan.
Selain keramik, Anda juga dapat menghilangkan noda dari konter dapur Anda. Taburkan baking soda, sedikit air, dan gosok-gosokkan sedikit.
Bir
Menurut situs The Reader's Digest, Anda bahkan dapat menghilangkan noda kopi dan teh dengan bir. Tuangkan bir pada permukaan yang terkena kopi atau teh. Setelah itu, Anda hanya perlu menggosok-gosokkan bagian yang kotor.
Garam
Taburkan garam ke atas spons. Setelah itu, seka spons ke bagian cangkir yang terkena noda kopi atau teh. Jika noda tersebut masih tersisa, campur cuka putih dan garam dengan perbandingan setara. Setelah itu, gosok spons yang sudah diberi campuran garam dan cuka ke cangkir.
Cuka
Cuka adalah pembersih serbaguna yang efektif. Anda dapat menghilangkan berbagai jenis noda dengan cuka. Untuk noda yang cukup lebar di baju Anda, rendam baju tersebut di dalam campuran cuka dan air dingin dengan perbandingan 3 bagian cuka dan 1 bagian air dingin sebelum mencucinya.
Nanas
Untuk menghilangkan noda kopi dan teh dari cangkir, Anda juga dapat menggunakan nanas. Ambillah bagian tengah nanas, dan gosokkan pada caking atau mug yang memiliki noda teh atau kopi. Setelah itu, cuci seperti biasa.

Bisnis Souvenir yang menjanjikan

Indonesia bukan hanya tentang Jawa dan Bali, tetapi juga pulau-pulau lain nan molek, mulai dari Sumatera, Sulawesi, sampai Papua. Tidak heran negeri ini begitu kaya akan budaya, sebuah keunikan luar biasa yang tidak dipunyai negara lain. Masing-masing daerah mempunyai kisah, keunikan, dan kebiasaan sendiri, termasuk adat istiadat, bahasa, bahkan pakaiannya.

Namun, bisa dikatakan betapa masih sedikitnya suvenir di negeri ini yang bercerita tentang bangsa Indonesia. Feta Prafidya Soewondo dan Peni Zulandari Suroto menyadarinya ketika melihat koleksi keluarga yang mempunyai suvenir dari berbagai negara. Dari seluruh koleksi itu, tidak satu pun merupakan suvenir yang berasal dari Indonesia.

Hal tersebut membuat keduanya penasaran dan melakukan survei. Dari survei kecil-kecilan itulah mereka menyimpulkan bahwa Indonesia bukannya tidak mempunyai suvenir. Begitu banyak tempat pariwisata di Indonesia, hanya saja kebanyakan suvenir yang tersedia tidak dibekali identitas Indonesia. Selain itu, jarang ada suvenir Indonesia memakai format seperti yang sering ditemukan di luar negeri, misalnya berupa mug, gelas, magnet, dan piring hias.

”Kami tergelitik, ternyata iya, kok tidak ada suvenir seperti itu di Indonesia?” kata Feta.

Sebenarnya ada beberapa produsen yang membuat suvenir berupa magnet untuk kulkas meski belum terlalu banyak. Tetapi, umumnya kualitas barang yang tersedia kurang bagus, apa lagi bagi pembeli sekelas kolektor. Kualitas suvenir yang ada sama sekali tidak bisa disandingkan dengan suvenir serupa dari luar negeri.

Feta mengingatkan, kalau berkunjung ke luar negeri turis biasanya tidak kesulitan mendapatkan suvenir. Mulai dari magnet bertuliskan nama negara itu atau piring yang kerap digunakan sebagai hiasan.

”Kita sering membeli dari luar negeri, kenapa tidak sebaliknya orang-orang asing itu yang membeli dari Indonesia?” ungkapnya lagi.

Niat dan nekat
Berawal dari pemikiran itulah Feta dan Peni kemudian membangun bisnis suvenir. Bisa dikatakan keduanya berbekal niat dan nekat. Sebab, keduanya tidak mempunyai pengalaman dalam bisnis tersebut.

”Terus terang kami enggak sadar kalau bisnis ini ternyata sangat kompleks,” kata Feta.

Tidak heran, selama menjajaki bisnis yang terbilang baru mereka selami tersebut, Feta dan Peni berkali-kali melakukan uji coba. Ketika itu pula mereka kerap menemui kegagalan.

”Awalnya usaha kami ini benar-benar trial and error. Produksi yang gagal bisa mencapai 40 persen, sampai rasanya kami tidak tahu harus mengandalkan siapa,” ceritanya.

Mereka terus memutar otak. Apa lagi mereka pun tahu sesungguhnya di Indonesia tidak kekurangan sumber daya manusia perajin, mulai dari pembatik sampai penenun. Belum lagi para perajin produk lain yang mampu mendukung usaha suvenir ini.

Dari sinilah Feta dan Peni bertekad menjual suvenir seperti yang banyak tersedia di berbagai negara, tetapi dengan materi dan identitas lokal. ”Kenapa ini tidak kita lakukan, padahal identitas budaya lokal kita sangat kuat,” ungkap Peni.

Kebetulan Peni dan Feta mempunyai keinginan sama, yaitu membuat suvenir yang dengan melihatnya saja orang segera tahu bahwa suvenir tersebut berasal dari Indonesia. Mereka ingin orang asing pun mengetahui bahwa Indonesia negara yang kaya akan pulau-pulau.

Indonesia mempunyai banyak keistimewaan yang menjadi identitasnya, seperti Candi Borobudur, Tugu Monas, sampai rumah gadang di Sumatera Barat. Belum lagi ragam tarian, budaya, dan tradisi yang tak terhitung.

”Salah satu cara (memperkenalkan budaya Nusantara) dengan bercerita melalui suvenir, ada kisah di tiap kemasan ini,” katanya.

Cara seperti itu setidaknya memberi wawasan bagi kedua pihak, yaitu produsen dan konsumen. Feta dan Peni membuka banyak referensi sebelum menuangkan cerita tentang Indonesia dalam setiap produk.

Tergantung perajin
Bermodalkan uang Rp 75 juta dengan mengorek tabungan, pada 2010 Peni dan Feta merintis usaha suvenir. Dengan modal yang terbatas itu, keduanya hanya mampu memproduksi 500 potong untuk setiap jenis.

”Jangan mengira Rp 75 juta itu termasuk modal besar, malah sangat kecil. Dengan modal itu kami berusaha menceritakan banyak hal tentang Indonesia,” papar Peni.

Peni kemudian mengingatkan, di Jakarta, Rp 75 juta sama sekali bukan apa-apa. Apalagi mereka tidak tinggal di sekeliling sumber daya yang diperlukan. Oleh karena itu, mereka memerlukan modal besar untuk menguasai pasar.

”Masalahnya, kalau kita tidak bergerak, pasar kita dikuasai China yang memasukkan barang dengan konten Indonesia,” ujarnya.

Perlahan tetapi pasti, pasar domestik dan luar negeri yang mereka sasar mulai terlihat. Memasuki tahun ketiga, Feta dan Peni memproduksi empat sampai lima kali dalam setahun.

”Pasar kami baru terlihat tahun 2011. Sementara ini setiap tahun kami memproduksi sekitar 3.000 piring dan 4.000 magnet,” ungkap Peni.

Menurut Feta, keterbatasan untuk memproduksi dalam jumlah besar juga dikarenakan ketergantungan mereka terhadap perajin. Untuk gambaran, pihaknya berupaya mendukung perajin kecil dengan memesan barang dan memberikan masukan untuk perbaikan kualitas produk.

”Kami juga menantang mereka untuk memperbaiki produksi dan kualitas melalui pesanan,” ujarnya.

Meski produk mereka mulai dikenal, jangan mengira keduanya dengan senang hati melayani permintaan ekspor. Sebab, mereka berprinsip suvenir yang mengusung merek Nalini Intercraft tersebut baru bisa diperoleh bila seseorang telah mengunjungi Indonesia.

”Selain turis (lokal maupun asing), kami juga membidik (pangsa pasar) para kolektor,” tuturnya.

Sekali lagi, Feta mengingatkan bahwa melalui produk Nalini Intercraft mereka ingin bercerita. Mereka mencoba melukiskan kekayaan Indonesia melalui cuplikan-cuplikan dalam suvenir. Sebuah cerita tentang Indonesia....